Sabtu, 07 Juni 2014

just a little thing about dreams

Diposting oleh Unknown di 20.32
Burung-burung berkicau seakan meneriakiku  “kamu bisa! Semangat!” dengan lembut. Andai tangan ini mampu meraihnya, aku ingin memeluk sang penguasa langit itu dengan hangat. Entahlah, mungkin pikiranku sedang kacau, atau mungkin dunia ini yang semakin kacau?

Aku kembali meniti halaman demi halaman kertas yang sedang kugenggam saat ini. Menelaah setiap kata pada soal-soal yang membuat kepala semakin sakit saat membacanya. Dan lagi, aku menelungkupkan wajahku dalam-dalam, memejamkan mata lalu berteriak sekuat tenaga. Aku ingin menangis, namun lembaran kertas itu seakan menertawakanku melihat sikapku yang seperti ini. Well yeah, berkali-kali aku mencoba menjawab pertanyaan “gila” itu, berkali-kali juga aku hampir menangis.



Seharusnya aku bisa, seharusnya aku mampu menjawab semua pertanyaan itu yang tentunya tidak diluar batas kemampuanku, seharusnya.......
Predikat mendapat nilai matematika tertinggi yang sudah kudapat dengan susah payah tak terlalu berpengaruh saat ini, saat dimana semuanya terlihat semrawut di mataku. Ah sudahlah, aku menyerah.

Aku tidak terlalu bersemangat untuk sekolah akhir-akhir ini. Iya, beberapa tahun terakhir ini. Dan aku juga tidak heran mengapa nilaiku kacau belakangan ini. Itu semua salahku, dan sekali lagi kuperjelas itu semua salahku. Padahal, orangtuaku sudah cukup mempercayaiku untuk lebih serius memperdalam ilmu disini, di sekolah kejuruan yang sudah kutempati sejak 2 tahun ini.

Namun, saat aku sadar semuanya tidak akan berjalan sempurna seperti apa yang aku impikan, aku kembali berusaha menggenggam asaku yang sudah lama terabaikan, berusaha menggertak otakku yang sudah lama tak terasah, berusaha menyibakkan rasa tak percaya diri yang menyeruak dalam tubuhku, tidak ada kata terlambat, bukan?

Aku menaruh tumpukan kertas berisi soal-soal itu di meja. Satu hal yang ternyata membuat bibirku menyunggingkan seulas senyum adalah ketika menyadari bahwa aku telah membubuhkan sebuah nama di halaman depan dengan tidak sadar. Why? . Kemudian aku membuka jendela dan kembali menatap langit, memerhatikan semua ciptaan Allah yang maha indah. Burung-burung mungil itu sedang bercengkrama dengan sesamanya, menunjukkan betapa bahagianya mereka. Seandainya aku menjadi bagian dari mereka, bebas terbang kemanapun yang aku inginkan, melihat cantiknya bumi dari ketinggian dan menari dibawah terik matahari, keren! Akupun membayangkan, apakah mereka juga berpikiran sepertiku? Mungkin saja mereka ingin menjadi manusia, mungkin...  ah cuma ilusi. Oh hell, pikiranku lagi-lagi tak terarah.

Last but not least, aku ingin meyakinkan pada bumi, pada semesta yang menatapku saat ini bahwa aku bukan seorang pecundang. Aku punya asa, aku punya cita, aku punya tujuan dan aku punya mimpi yang selama ini tidur lelap dalam kegelapan. Kita, iya kamu, aku dan kalian... punya sebuah mimpi yang tentu saja bukan bunga tidur biasa.
Dan aku akan bahagia ketika dapat mengucapkan “Ayah, Bunda, dan Semesta.. lihat, aku bisa!” pada akhir tahun pelajaran nanti, satu tahun kedepan, saat dimana salah satu mimpiku akan kuketahui bahwa itu akan terwujud atau tidak... well, apa salahnya bermimpi?

3 komentar:

Anatasya on 1 Juli 2014 pukul 01.31 mengatakan...

I like this :)

Anatasya on 1 Juli 2014 pukul 01.32 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown on 1 Juli 2014 pukul 07.04 mengatakan...

Terimakasih cantik ;)

Posting Komentar

 

The Rainbow Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos